Translator

Rabu, 29 Oktober 2014

Setia menanti pelaris

Sampai tengah hari jualanku masih belum ada laku juga,entah kenapa akhir akhir ini pasar rangga sentap suasananya makin sepi pembeli?.
Letih sudah menunggu tapi pelaris tak kunjung di dapat mana perut sudah lapar pula.
Daripada suntuk menunggu pembeli yang tak kunjung tiba aku putuskan untuk makan siang.
Seperti biasa selepas makan siang aku selalu baring di bangku panjang sambil menunggu pembeli.
Sayup sayup aku dengar lagu sarjana iwan fals dari lapak kaset uda irul membawaku kedalam alam tak sadar alias tertidur....
Kira kira baru lima belas menit tidur siang aku di kagetkan suara seorang perempuan muda....
Mas jaket jeans yang di patung itu hargenye berape...? Tanya perempuan muda tadi..
Dari melihat penampilanya sudah bisa di tebak pasti cewek muda ini pekerja kafe remang remang tepi sungai pawan.
Seratus tujuh puluh lima ribu dik... Jawabku sambil menahan kantuk...
Maaaak mahal g t.... Bise kurang dak e? Seratus ribu ye... Tawar cewek kafe itu...
Adak bise dik e mun mau bayar am seratus tiga puluh ribu...
Dak ah mas mahal... Mun seratus ayum aku bayar ni... Jawab cewek kafe tadi tadi sambil berlalu ketoko sebelah...
Haaahh dasar kucing air gerutuku sambil kembali baring di bangku.

Belum juga mata ini terpejam datang ibu ibu menanyakan harga baju tidur...
Mas dasater ini berape ?
tujuh puluh lima ribu bu...
Akaaaiii.... Mahalnya t?
Tiga puluh ribu ye aku ambil lima..
Pinta ibu tadi...
Adak bise bu kalo mau lima puluh ribu bah...
Mahal mas di sandai jak cuma empat puluh mah... Bolek ku am bagus g beli di sandai...
Belilah di sandai bah bu...
Jawabku dengan muka masam.
Sial benar hari ini sampai jam setengah tiga belum ada pelaris juga...
Dalam hati aku bertanya kenapa hari ini sepi benar ya,apa cuma aku yang belum dapat pelaris ya?
Daripada penasaran aku coba tanya si mus yang berjualan di depan toko aku...
Mus sudah pelaris belum...?
Alhamdulillah barusan dapat pelaris lima puluh ribu bang...
Jadilah untuk beli beras bah.
Jawab si Mustofa pria keturunan arab yang punya gelar habib ini.
Sukur am Mus e.... Aku belum ade same sekali banyak kucing air bah yang datang keluhku kepadanya.
Lain si Mus lain pula si uda anjang pria asal lubuk alung pariaman ini bilang...
Hari ini hari sue banyak pedang pasar rangga sentap yang tak dapat pelaris.
Aku jak cuma dapat enam puluah ribu laku sepasang sandal..
Cerita si uda anjang dengan logat minang yang masih kental.

Hari hampir jam tiga sore tapi pelaris juga belum dapat daripada bingung aku putuskan untuk kemas dan tutup saja.
Lagian si Uda dedek sudah lewat di depan toko untuk pergi ke surau mengumandangkan adzan waktu sholat ashar.
Hanya si uda dedek lah satu satunya pedagang pasar rangga sentap yang peduli dengan keberadaan surau.
Selesai adzan di kumandangkan uda dedek aku bergegas untuk sholat ashar berjamaah...
Selesai sholat aku berdoa kepada Allah...
Ya Allah maafkan hambamu hari ni hanya karena belum dapat pelaris lalu maki maki dengan pembeli...
Maafkan hambamu ini ya Allah karena tidak bersukur atas nikmatMu...
Aku baru sadar dan merenung kenapa aku harus marah dan maki maki hanya karena belum dapat pelaris, bukankah masih ada kesempatan lagi untuk berjualan di pasar malam sepakat nanti malam.
Segera aku kemas dagangan kedalam gerobak setelah selesai aku pergi mandi di sungai pawan.
Pukul lima sore semuanya sudah siap dan aku tinggal tancap gas menarik gerobak menuju pasar malam sepakat tempat di mana aku menaruh harapan bahwa pelaris akan aku dapat...

Kucing air ( istilah untuk orang yang cerewet dalam membeli atau istilah untuk orang orang licik ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar