Translator

Selasa, 25 November 2014

ketika mendung menjadi hujan

sore ini meskipun hari mendung aku tetap berangkat menuju pasar malam sepakat, karena aku yakin hujan tidak akan turun.
Dengan penuh semangat aku tarik gerobak tempurku dan ku pacu melaju menyusuri jalanan kota ketapang.
Tidak kurang dari 20 menit sampai sudah ke tempat tujuan.
Tetapi apa mau di kata mendung di langit semakin pekat dan sudah menurunkan air hujan walaupun masih rintik rintik.
satu persatu para pedagang yang sudah datang duluan mengemasi barangnya dan menunda untuk menjajakan daganganya.

Dan ketika adzan magrib selesai di kumandangkan hujan pun turun membasahi seluruh lapangan sepakat.
rasa kecewa tampak jelas di wajah para pedagang. ada yang menggerutu ada juga yang mencoba sabar menghadapi kenyataan yang ada. Untuk mengusir rasa kecewa,aku dan kawan pedagang yang lainnya menyempatkan menonton pertandingan sepak bola antara timnas Indonesia melawan Philipina. bukanya rasa kecewa mereka hilang tetapi tambah besar kecewanya karena timnas kalah memalukan di bantai Philipina Empat gol. alamaaak memang nasib timnas kita lagi sial. makian dan umpatan nyaring terdengar dari mulut para pedagang " timnas bodoh main kayak di turnamen antar desa" wajar saja mereka mengumpat dan memaki karena mereka para pedagang sedang kecewa. sudahlah bbm naik timnas kalah pula di tambah tidak bisa jualan karena hari hujan lengkap sudah penderitaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar